A Moment for Some Moment

Setengah hati aku keluar dari pintu kamar kos yang hangat ini. Udara dingin di luar membuat semangatku ikut menciut. Apalagi hujan yang membasahi dedaunan yang kulihat tertunduk. Mungkin mereka kedinginan juga. Aku rapatkan jaketku agar lebih hangat. Hari terakhir kuliah dalam semester ini. Aku harus datang untuk presentasi. Terasa berat langkahku menghadapi hari ini. Tak tahu mengapa.

Jalan kecil ini membawaku ke kampusku. Sesaat aku ingat,harus ke ATM.
Setengah berlari aku menuju bilik kecil beratap mewah. Baru saja aku masuk ATM centre,hujan di luar semakin deras. Ah,sepertinya aku akan terjebak disini untuk sementara.

Aku sandarkan badan dan kepalaku di dinding kaca. Melihat keluar saat air semakin jatuh bebas dari langit. Udara di dalam sini juga tak mendukung. AC di set ke temperatur paling rendah. Kulihat jarum-jarum mekanik di tanganku terus bergerak. Aku akan terlambat jika terus disini. Namun hawa dingin ini membawaku ke alam khayal yang tinggi. Andai saja dia ada disini bersamaku dan berbincang-bincang tentang mimpi. Betapa rindunya aku dgn sahabatku itu. Tak sperti dulu,dia kini memiliki kekasih yg jauh lbh bsa menjaganya.

Volume air yg turun mulai berkurang. Aku paksakan untuk menembus milyaran titik air yang jatuh ke bumi. Jaket,celana,tas,dan sepatuku sepertinya mampu menyerap air dengan cepat. Langkahku terhenti di lobi kampus. Tak satupun dari pakaian yang aku pakai luput dari anugrah Tuhan hari ini.
Aku kembali berlari menuju kelas yangg terpisah oleh 42 anak tangga. Aku berharap ia sudah datang. Di depan pintu kelas aku sudah kehabisan nafas. Hanya beberapa pasang mata yang melihatku datang. Aku pikir hari terakhr ini akan ceria karena kedatangannya. Tapi aku tak melihat aura coklat yg kusuka. Begitu juga aku tak mencium wangi himawari yg biasa ia keluarkan. ia tidak hadir kali ini. Tapi aku menunggu ia datang, pasti, sebentar lagi..

Best Friend #1

Setiap orang di dunia pasti punya seseorang yang ia atau mereka kagumi. Seperti idola atau orang yang di anggap sangat mempengaruhi hidupnya. Sama seperti gue yang kagum akan banyak orang disekitar gue. Mereka yang berpengaruh banyak terhadap kehidupan gue dulu sampai sekarang.

Salah satu orang yang gue kagumi itu adalah sahabat gue, Indah Gilang Pusparani. Mahasiswi Universitas Indonesia yang baru saja menyabet prestasi Best Diplomacy Award dalam Harvard World Model United Nations (World MUN) atau simulasi sidang PBB terbesar didunia yang di ikuti oleh 2.225 peserta dari berbagai negara di belahan dunia.

Simulasi sidang yang diadakan di Singapura dari tanggal 14-18 Maret 2011 ini di ikuti oleh ribuan peserta dari berbagai negara. Indonesia sendiri mengirimkan tidak kurang dari 200 peserta dari berbagai universitas. Indah berangkat bersama Dyah Ayunico Ramadhani sebagai kelompok perwakilan Universitas Indonesia. Indah sendiri mewakili negara Oman alam Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) dan membahas isu tentang Hambatan Perdagangan Komoditas Pertanian. Sedangkan, Dyah mewakili Oman dalam Organisasi Konferensi IslamDalam Simulasi ini, peserta simulasi diharuskan untuk memahami betul tentang negara yang diwakili.

Tentunya sebagai sahabat, gue bangga banget. Selain atas prestasinya, banyak hal juga yang bisa gue banggakan dari dia. She’s the most talented best friend i’ve ever had. Yang pasti, gue bangga banget punya sahabat yang udah berprestasi tingkat dunia. Mudah-mudahan Allah SWT selalu melindunginya dari segala musibah dan penyakit, dan terus diberi prestasi-prestasi yang bisa membanggakan agama, keluarga, sahabat, dan negara.

(Courtesy Kompas 30 Maret 2011)

Ada Apa Dengan UN?

UN alias Ujian Nasional mungkin jadi sesuatu yang paling dikhawatirkan oleh sebagian bahkan banyak siswa-siswi SMA dan SMP. Hampir bisa dipastikan kalo waktu-waktu menjelang UN atau mungkin awal-awal naik kelas 3, siswa-siswi ini merelakan waktu mainnya untuk belajar lebih di Bimbel atau Privat. Mereka membayangkan nantinya akan lulus atau tidak. Jika selembar kertas bernama Ijazah yang mereka terima tertulis “LULUS” maka selamatlah dia dari segala caci maki, hantaman, dan hinaan dari orang lain. Tetapi yang paling dikhawatirkan ketika tulisan di ijazah tersebut tertulis “TIDAK LULUS”. Nah lho, malunya bukan kepalang. Sampai-sampai depresi dan bisa jadi bunuh diri.

Sebenernya, siswa-siswi ini tidak perlu khawatir tentang masalah kelulusan mereka. Lulus atau Tidak lulus hanya sebagian kecil dari masalah yang mereka hadapi. Saya sendiri sering memberi saran untuk adik-adik kelas saya di SMA untuk jangan terlalu khawatir tentang masalah kelulusan, tetapi khawatirkan masalah dimana tempat anda melanjutkan kuliah, bisakah anda masuk ke tempat kuliah tersebut, dan siapkah anda menjadi seorang mahasiswa.

Ngga lucu toh kalo mereka membanggakan kelulusan mereka tetapi harus menanti satu tahun lagi untuk masuk perguruan tinggi? atau mungkin masuk perguruan tinggi yang tidak mereka idam-idamkan sehingga pada saat kuliah malah berantakan?

Sedikit saran dari saya, jangan biarkan teman anda, saudara anda, sahabat anda, anak anda, keponakan anda, tetangga anda yang akan menghadapi ujian nasional ini menjadi depresi dan terlalu mengkhwatirkan segala sesuatunya. Karena perjalanan mereka masih jauh.

picture from : Google